Sebagai
lanjutan dari single travelling yang ada di link ini…
jalan desa |
Malam
itu (14 Oktober 2013) aku bersama paman dan keluarganya berniat ingin
mengunjungi rumah Budhe (kakaknya ibu) sambil melihat-lihat acara malam takbir
keliling di kampung-kampung. Aku yang berkendaraan BEAT bersama anaknya paman. Di
tengah perjalanan, kami melihat banyak anak yang niat banget ikutan takbir
keliling (nggak kayak di kota). Dan aku tahu, ternyata di daerah ini takbir
keliling digunakan sebagai ajang perlombaan. Jadi, yang paling meriah itulah
pemenangnya.
Sayang
banget, ternyata yang kulihat malam ini hanya sekedar latihan untuk tampil
tanggal 16 Oktober 2013. Tapi seru kok, asli. Banyak banget warga sekitar yang
menonton, dan anak-anak muda yang berpartisipasi. Mereka jalan beriringan mengelilingi
lapangan balai desa yang lumayan luas sambil memperagakan gerakan-gerakan
tangan. Unik, aku bilang.
Setelah itu, kami pulang karena sudah terlalu malam dan esoknya menunaikan shalat Idul Adha bersama-sama. Aku pun memakai pakaian berhijab yang kubawa dari rumah. Berangkat ke lapangan jalan kaki bersama saudara dan tetangganya.
Setelah
itu, aku hanya berdiam diri di rumah bersama Wahyu (anaknya paman) sambil
menunggu sore tiba. Karena sore hari aku rencananya pulang ke Semarang.
*jepret bareng ponakan :) |
Alhamdulillah,
makan siang dulu sama gulai sapi hasil kurban. Dan siap-siap pulang…
Beep beep beep… beep
beep beep…
Handphone
bunyi dan ada sms dari seorang teman yang kebetulan lagi di Klaten. Aku balas
sms nya dan minta bareng aja. Kebetulan aku cuma kenal di sosial media aja sih,
belum liat orangnya langsung. Dan ya dia mau balik bareng. Janjian di depan
pabrik gula Gondang Winangun, Klaten.
Nggak
susah untuk menemukan tempat janjian kami karena memang letaknya persis di
pinggir jalan dan aku pernah melewatinya juga kemarin. Nggak susah pula untuk
menemukan dia yang pernah kulihat fotonya di facebook. Setelah ngobrol
sebentar, kami pun memulai perjalanan.
link |
Nggak
lama setelah itu, mungkin kira-kira 10 km aku disuruh menepi sama polisi
Klaten. Diminta lihat surat-suratnya (SIM dan STNK) kemudian disuruh ikut ke
pos polisi. “Wah, ditilang nih” pikirku. Yaudah aku ngikutin pak polisinya dan
temenku ngikutin juga. Sampai pos polisi ditanya macem-macem dan aku baru tahu ternyata
aku berhenti di lampu merah yang harusnya belok kiri jalan terus. Oalaaah, mana
aku ngerti pak. Baru sekali seumur hidup lewat jalan ini.
Kesalahan
tetaplah kesalahan. Baru pertama kali ini 15 Oktober 2013, aku kena tilang sama
polisi dan damai aja lah. Karena aku merasa udah ribet kalau urusan di
pengadilan, mana hari Jumat pula. Baiklah pak, aku bayar Rp 50.000 :(
Tapi
yang bikin nggak enak hati itu waktu si temenku itu yang bayarin, aku kepikiran
terus sampai rumah. Baru kenal aja udah nyusahin. Aku ganti uangnya juga dia nggak
mau. Hasilnya, yaudah aku pasrah aja. Semoga dia ikhlas dan dibalas di kemudian
hari.
Tak
hanya disitu, perjalanan pun kami lanjutkan kembali dengan dia yang mengendarai
motor di depan dan aku mengikutinya dari belakang. Inget pengalaman hari ini,
bikin aku jadi merasa bangga terhadap diriku sendiri. Bayangkan dari Klaten ke
Semarang nggak ada acara berhenti sejenak. Pancal terus tanpa lelah. Sekedar isi
bensin pun nggak.
It’s
WOW travelling. Semoga ke depannya nggak kena tilang lagi, hehee :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih dan selamat datang kembali :)