Pagi-pagi di hari Kemerdekaan, saya
sudah berada di Stasiun Semarang Poncol untuk mengantri tiket KA Kaligung.
Khusus untuk tanggal 17 Agustus 2017 (satu hari saja) diberlakukan gratis
perjalanan menggunakan kereta api lokal dan komuter. Di antaranya yang melewati
Semarang adalah KA Kaligung, KA Kedungsepur, KA Kalijaga, dan KA Blora Jaya.
Hari itu, saya memilih menggunakan KA Kaligung dengan tujuan Pekalongan. Jika
biasanya saya pergi sendiri, kali ini ditemani oleh 2 orang sahabat.
Antusias penumpang kereta api dengan
adanya tiket gratis ini sangat tinggi. Pukul 08.45 WIB ketika KA Kaligung akan
diberangkatkan, persediaan tiket dari Stasiun Semarang Poncol sudah tidak ada
lagi. Untung saja saya sudah mengantri tiketnya dari 3 jam sebelum
keberangkatan :D
Ini adalah pengalaman pertama saya
menaiki KA Kaligung New Image. Tempat duduknya lumayan nyaman jika dibandingkan
dengan kereta api kelas ekonomi AC yang lama. Tersedia 22 baris kursi dimana hanya
nomor kursi 11 dan 12 saja yang saling berhadapan.
Tak terasa sudah 1 jam 25 menit kami
bertolak ke arah barat dan tiba di Stasiun Pekalongan. Kami turun sedangkan KA
Kaligung yang kami tumpangi melanjutkan perjalanan ke tujuan terakhir Stasiun
Brebes.
Setelah drama mencari taksi online
(supaya hemat) dan tidak mendapatkan driver, akhirnya kami bertiga memutuskan masing-masing
order ojek online untuk mengantarkan ke tujuan pertama di Mangrove Park yang
berjarak 4,5 km dari Stasiun Pekalongan.
Pekalongan Mangrove Park / Taman
Mangrove Pekalongan, berdasarkan google maps terletak di Kandang Panjang,
Pekalongan Utara, Kota Pekalongan.
Kawasan mangrove memiliki banyak
manfaat. Salah satunya yaitu menjaga garis pantai agar tetap stabil dan melindungi
dari terjadinya erosi atau abrasi. Selain itu kawasan mangrove juga dapat
dimanfaatkan sebagai wanawisata dengan keindahan vegetasi dan satwanya.
Memasuki gerbang Mangrove Park, kami
sempat terkejut karena tak ditarik tiket masuk. Hanya membayar tiket parkir
saja bagi yang membawa kendaraan bermotor. Rp 2.000,- untuk roda dua dan Rp
5.000,- untuk roda empat.
Siang itu, taman mangrove tak banyak didatangi
pengunjung. Hanya ditemui beberapa orang yang sedang asyik memancing. Memang
kami saja yang salah berkunjung di siang bolong :D
Dari gerbang menuju kawasan mangrove,
jalanan sudah baik dan rapi dengan paving block. Di sebelah kanan kiri sudah
berjajar rapi tanaman mangrove yang masih kecil. Mangrove-mangrove tersebut
ditanam menggunakan media bronjong bambu karena bronjong bambu telah teruji
untuk meningkatkan kehidupan mangrove sehingga pertumbuhannya tidak terganggu
dan menyebabkan kematian.
Fasilitas pengunjung untuk wisata
mangrove sudah tersedia warung-warung kecil serta gazebo. Sayangnya di gazebo
tersebut tidak disediakan kursi untuk duduk-duduk santai sambil menikmati
semilir angin pantai dan suara debur ombak.
Hal wajib yang harus dilakukan oleh
pengunjung adalah menyusuri shelter / jembatan yang dibangun khusus pejalan
kaki serta berswafoto di atasnya.
Di sini juga terdapat 2 perahu
karet yang masing-masing bisa menampung
kurang lebih 10 orang untuk dibawa berputar mengelilingi kawasan mangrove
selama 20 menit. Tiap orang cukup membayar Rp 10.000,- saja. Sayangnya kami
tidak mencoba perahu ini.
Merapat sebentar ke sebuah bangunan Pusat
Restorasi dan Pembelajaran Mangrove (PRPM), di sini kami menemukan sejarah
pembangunan kawasan mangrove sejak tahun 2011 hingga sekarang.
Seperti yang tertulis di banner
informasi, tahun 2011 lahan kawasan PRPM banjir kemudian diatasi dengan
pembangunan akses jalan dan menara pandang dengan dana APBD Kota Pekalongan.
Berikutnya menyusul pembangunan-pembangunan lain seperti gapura, shelter, media
tanam, dan lain-lain.
Kami juga menemukan maket kawasan Pekalongan
Mangrove Park. Setelah kami cermati dengan seksama, kawasan mangrove yang ada
sekarang dengan yang ada di maket tidak sama. Kemungkinan kawasan mangrove yang
kami kunjungi 17 Agustus 2017 ini sedang dalam tahap pengembangan. Jika lancar,
maka pada kawasan mangrove ini akan memiliki jembatan lengkung, playground,
serta resto apung — seperti yang tertera pada maket. Doakan saja! :)
Pembangunan Pekalongan Mangrove Park
menjadi wisata adalah hal positif, mengingat lokasinya yang tidak terlalu jauh dari
pusat kota serta dekat dengan kawasan pantai seperti Pantai Pasir Kencana. Sekali
jalan bisa mengunjungi 2 tempat sekaligus. Tentu hal tersebut juga akan bisa
mendatangkan wisatawan.
Meninggalkan Pekalongan Mangrove Park
di hari yang semakin terik, kami berencana untuk sholat dzuhur sambil mampir ke
Museum Batik Pekalongan. Sayangnya pada saat itu museum batik sedang tutup.
Setelah istirahat sebentar dan tak
lupa mengantri tiket KA Kaligung lagi untuk pulang ke Semarang, kami berjalan-jalan
ke Pasar Grosir Setono untuk membeli beberapa potong pakaian batik. Meskipun
namanya pasar grosir, tetapi bisa juga beli eceran kok *ini penting* :D
Akhir kata, terima kasih PT. KAI atas tiket gratisnya selama satu hari melalui
promo merdeka. Sangat bermanfaat sekali bagi kami yang haus piknik tapi sayang
untuk keluar uang banyak hehee :D
Semoga PT. KAI makin sukses. Dan
semoga pada tanggal 28 September di hari ulang tahunnya, ada promo menarik lagi
:)
Waah jajal kaligung, gratis pulam aku udh jajal gerbong baru ini, tp kereta ambarawa ekspress dr surabaya😀
BalasHapusDan sengaja milih nomor kursi 11-12 biar ga sempit ruang kakinya wkwkwk
Tiketnya otomatis waktu itu mas, ga bisa milih tempat duduk. Tapi kok aku gak ngerasa sempit ya? :D
HapusAsik bisa explore Pekalongan..
BalasHapusSaia dulu cuma numpang lewat pernahnya.. hehe
Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
BalasHapusDalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
Yang Ada :
TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
Sekedar Nonton Bola ,
Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
Website Online 24Jam/Setiap Hariny